MEMASUKI
usia kehamilan trimester ketiga tiba-tiba ibu hamil mengeluarkan cairan dari
vagina seperti mengompol. Selain keluarnya cairan ini tak dapat ditahan, si ibu
pun tak merasakan mulas maupun sakit. Dalam istilah medis, kondisi ini biasanya
disebut dengan ketuban pecah dini.
Sebenarnya
ada banyak pertanyaan mengenai cairan ketuban. Apa fungsinya dan seberapa
bahaya jika terjadi pecah dini atau pecah sebelum waktunya? Berbahayakan
kondisi tersebut bagi ibu dan janin? Mengapa bisa terjadi dan bagaimana
mengatasinya? Berikut penjelasan singkatnya mengenai cairan ajaib ini agar ibu
hamil mendapatkan informasi yang jelas dan tepat:
Apakah
kantung ketuban itu?
Kantung
ketuban adalah sebuah kantung berdinding tipis yang berisi cairan dan janin
selama masa kehamilan. Dinding kantung ini terdiri dari dua bagian. Bagian
pertama disebut amnion, terdapat di sebelah dalam. Sedangkan, bagian kedua,
yang terdapat di sebelah luar disebut chorion.
Apakah
cairan ketuban itu?
Cairan
ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung amnion. Cairan ketuban ini
terdiri dari 98 persen air dan sisanya garam anorganik serta bahan organik.
Cairan ini dihasilkan selaput ketuban dan diduga dibentuk oleh sel-sel amnion,
ditambah air kencing janin, serta cairan otak pada anensefalus. Pada ibu hamil,
jumlah cairan ketuban ini beragam. Normalnya antara 1 liter sampai 1,5 liter.
Namun bisa juga kurang dari jumlah tersebut atau lebih hingga mencapai 3-5
liter. Diperkirakan janin menelan lebih kurang 8-10 cc air ketuban atau 1
persen dari seluruh volume dalam tiap jam.
Manfaat air
ketuban
Pada ibu
hamil, air ketuban ini berguna untuk mempertahankan atau memberikan
perlindungan terhadap bayi dari benturan yang diakibatkan oleh ‘lingkungannya’
di luar rahim. Selain itu air ketuban bisa membuat janin bergerak dengan bebas
ke segala arah. Tak hanya itu, manfaat lain dari air ketuban ini adalah untuk
mendeteksi jenis kelamin, memerikasa kematangan paru-paru janin, golongan darah
serta rhesus, dan kelainan kongenital (bawaan), susunan genetiknya, dan
sebagainya. Caranya yaitu dengan mengambil cairan ketuban melalui alat yang
dimasukkan melalui dinding perut ibu.
Mengapa
disebut ketuban pecah dini?
Ada dua
macam kemungkinan ketuban pecah dini, yaitu premature rupture of membrane dan
preterm rupture of membrane. Keduamya memiliki gejala yang sama, yaitu
keluarnya cairan dan tidak ada keluhan sakit. Tanda-tanda khasnya adalah
keluarnya cairan mendadak disertai bau yang khas, namun berbeda dengan bau air
seni. Alirannya tidak terlalu deras keluar serta tidak disetai rasa mulas atau
sakit perut. Namun, adakalanya hanya terjadi kebocoran kantung ketuban. Tanpa
disadari oleh ibu cairan ketuban merembes sedikit demi sedikit hingga cairan
ini makin berkurang. Akan terdeteksi jika si ibu baru merasakan perih dan sakit
jika si janin bergerak-gerak.
Penyebabnya
adalah karena terjadi perobekan pada kantung ketuban karena trauma atau mulut
rahim yang lemah sehingga tidak bisa menahan kehamilan. Bisa juga karena
ketegangan rahim yang berlebihan, seperti kehamilan ganda atau hidramnion,
kelainan letak janin seperti sungsang atau melintang, atau kelainan bawaan dari
selaput ketuban. Bisa pula karena infeksi yang kemudian menimbulkan proses
biomekanik pada selaput ketuban sehingga memudahkan ketuban pecah.
Apa yang
harus dilakukan?
Segera
periksakan diri ke dokter jika ibu mendapati ada tetesan atau cairan yang
mengalir keluar dari vagina. Sebab pemerikasaan yang dilakukan oleh dokter akan
menentukan Pemeriksaan apakah janin masih bisa tetap tinggal di dalam rahim
atau sebaliknya. Umumnya setelah ketuban pecah, dokter akan memantau kondisi
ibu dan janin. Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih, berarti
keadaan janin masih baik sehingga ibu hamil bisa terus mempertahankan kehamilannya.
Berikut ini
beberapa kondisi kehamilan dengan pengobatan yang berbeda:
- Jika kehamilan kurang dari 38 minggu akan dilakukan metode konservatif. Ibu hamil diwajibkan istirahat, dibantu dengan pemberian obat-obatan yang tidak menimbulkan kontraksi, biasanya melalui infus.
- Bila si bayi belum cukup besar, dokter akan memberikan obat-obatan untuk mematangkan paru-parunya agar jika terpaksa dilahirkan, janin sudah siap hidup di luar rahim ibunya. Kecuali itu, ibu pun akan diberi antibiotika untuk mencegah infeksi.
- Ibu hamil harus bed rest untuk mencegah air ketuban keluar dalam jumlah lebih banyak. Sementara itu, lapisan kantung yang sebelumnya terbuka pun akan menutup kembali. Cairan ketuban akan dibentuk kembali oleh amnion, sehingga janin bisa tumbuh lebih matang lagi.
- Untuk sementara waktu, berhentilah melakukan hubungan seksual bila ada indikasi yang menyebabkan ketuban pecah dini, seperti mulut rahim yang lemah.
- Begitu mengetahui ada rembesan cairan dari vagina segera gunakan pembalut yang dapat menyerap air ketuban. Penggunaan pembalut ini pun berguna untuk memudahkan Anda membedakan cairan ketuban dengan cairan lain dari bau serta warnanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar